Pages

Selasa, 01 Mei 2012

Hidup adlh blajar..

bljar brsyukur mski tak cukup..

blajar ikhlas meski tak rela..

bljar taat meski berat..

bljar mmahami meski tak sehati..

bljar brsabar mski terbebani..

Bljar setia mski tergoda..

Bljar tulus mski terzalimi..

Bljr & trus bljar dg kyakinan stegar karang d’lautn mski hti sprti glombang..

Pasang. srut & selalu menghantam.

Jumat, 20 April 2012

laporan KKL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi komunikasi telah melahirkan masyarakat yangsemakin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahuidan hak untuk mendapatkan informasi. Informasi telah menjadi kebutuhan masyarakat dan telah menjadi komuditas penting dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah membawa implikasi terhadap dunia penyiaran, termasuk penyiaran di Indonesia. Penyiaran sebagai penyalur informasi dan pembentuk pendapat umum, perannya sangat strategis terutama dalam mengembangkan kehidupan demokratis. Dunia broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat. Aktivitas penyiaran tidaklah semata merupakan kegiatan ekonomi tetapi ia juga memiliki peran sosial yang tinggi sebagai media komunikasi. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian ide, gagasan dan atau opini dari seseorang yang disebut komunitas tujuan kepada sejumlah sasaran. Dalam hal ini adalah komunikasi dengan media atau tanpa media dengan tujuan mengubah perilaku orang lain.

Penyiaran merupakan suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi, yang diselenggarakan oleh organisasi penyiaran radio dan televisi. Output dari organisasi penyiaran adalah siaran. Media radio dan televisi merupakan sarana komunikasi massa yang kemunculannya terjadi sebagai akhibat dari revolusi di bidang elektronika. Bagaimana proses penyiaran berlangsung? Pada prinsipnya sama dengan proses komunikasi. Proses komunikasi terjadi sejak ide itu diciptakan sampai dengan ide itu disebarluaskan. Langkah-langkahnya meliputi penggagas ide dalam hal ini komunikator, kemudia ide itu diubah menjadi suatu bentuk pesan yang dapat dikirim baik verbal dan non verbel melalui saluran atau sarana komunikasi yang memungkinkan pesan itu mampu menjangkau khalayak luas.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka pada Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini masalah yang ingin penulis ketengahkan mengenai Teknik Penyiaran Televisi agar dapat di terima di masyarakatdengan baik.

1.3 Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah pada penulisan laporan ini adalah :

• Teknik Penyiaran Televisi lokal

• Teknik Produksi Gambar

• Teknik Pemancar Televisi

1.4 Tujuan Penyelenggaraan Kuliah Kerja Lapangan

Kuliah Kerja Lapangan memiliki tujuan dan manfaat tertentu yang tidak hanya berguna bagi mahasiswa yang bersangkutan. Kuliah Kerja Lapangan mempunyai tujuan :

1.4.1 Bagi Perusahaan :

• Dapat menjalin hubungan kerjasama dalam memperoleh calon karyawan dari lulusan perguruan tinggi.

• Sebagai sarana pelayanan kepada masyarakat agar mahasiswa dapat mengetahui secara langsung dunia kerja. 1.4.2 Bagi Kampus :

• Sebagai pemenuhan tugas sebagai mahasiswa Politeknik Sawunggalih Aji Purworejo

• Menambah perbendaharaan buku perpustakaan kampus.

1.4.3 Bagi Mahasiswa :

• Sebagai wujud nyata mempraktekkan dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan menyesuaikan pada kondisi sebenarnya dilapangan dalam rangka melatih profesionalisme kerja.

• Untuk menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan bagi mahasiswa secara langsung ke dunia kerja.

• Sebagai sarana membentuk sikap/mental mahasiswa agar mampu dan berani menghadapi tantangan dunia kerja yang ketat dengan persaingan.

• Melengkapi pengetahuan teoritis dari bangku kuliah dan pengalaman praktis yang diperoleh selama mengikuti kuliah kerja lapangan.

1.5 Sistematika Laporan

Dalam penulisan Laporan Kuliah Kerja Lapangan praktikan membagi lima bab yang setiap babnya terdiri dari beberapa sub-sub. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai sistematika Laporan Kuliah Kerja Lapangan, yang merupakan gambaran tentang pokok-pokok bahasan yang akan disajikan dalam laporan. Adapun sistematika Laporan Kuliah Kerja Lapangan adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan secara umum tentang Kuliah Kerja Lapangan yang didalamnya terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penyelenggaraan kuliah kerja lapangan dan sistematika laporan kuliah kerja lapangan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Berisi tentang uraian topik yang diambil yang berkaitan dengan Teknik Penyiaran Televisi.

BAB III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai stasiun televisi Terang Abadi Surakarta, Visi, Misi, Data Media, Coverage Area dan Contact Us.

BAB IV. PEMBAHASAN

Berisi tentang Produksi Gambar sampai dapat diterima di masyarakat luas.

BAB V. PENUTUP

Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan dari uraian laporan di atas serta saran-saran dari penulis.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah siaran televisi dan perkembangannyaV

Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 (Askurifai,2006: 15). Meskipun hanya siaran televisi hitam putih, namun siaran pertama televisi di Indonesia menjadi suatu awalan pertelevisian yang bersejarah. TVRI merupakan cikal bakal dunia penyiaran pertama yang ada di Indonesia, dimana perkembangan selanjutnya diikuti dengan munculnya berbagai stasiun televisi yang ikut mengudara seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, modern, dan mumpuni. Perkembangan media informasi khususnya televisi, membuat semakin mempermudah keluar masuknya arus informasi hal ini dapat menimbulkan dampak positif maupun negative. Namun hal tersebut tidak dapat diletakkan hanya karena perubahan zaman yang sangat dinamis saat ini.(Setyobudi,2005 : 01).

Tahun 1989 adalah awal dari perkembangan dunia penyiaran (broadcasting) di Indonesia. Setelah hamper 37 tahun TVRI menjadi single fighter dalam dunia pertelevisian. Disusul dengan mengudaranya stasiun televise swasta pertama di Indonesia, yaitu Rajawali Citra Televisi (RCTI) yang pada waktu itu masih terbatas jangkauan siarnya. Kehadiran TV swasta tersebut mendapat sambutan gegap gempita dari masyarakat khususnya di daerah-daerah yang terjangkau oleh siaran RCTI. Kehadiran TV swasta tersebut merupakan hasil konsekuensi dari turunnya SK Mentri Penerangan RI Nomor :

190A/Kep/MenPen/1987 tentang saluran siaran terbatas, yang mebuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi. Setelah mengudaranya RCTI pada agustus 1989, maka berturut-turut muncul pula TV-TV swasta lainnya di Indonesia, antara lain SCTV (24/08/1990), TPI (07/03/1993), Indosiar (11/01/1995), Metro TV (25/11/2000), Trans TV (25/11/2001), dan Lativi yang sekarang telah berganti nama menjadi TV One (17/01/2002). Selain itu muncul pula TV7 dan Global TV. Jumlah Tv nasional belum mencakup TV lokal-regional, seperti Bali TV, Jogja TV, RBTV, Banten TV, Bandung TV, dan lain-lain. (Suprapto,2006: 22).

Sementara ini untuk TV lokal menurut data Asosiasi TV Lokal Indonesia (ATVLI) sampai dengan pertengahan tahun 2003 mencapai hamper 50 stasiun televise besar mulai dari Papua sampai dengan Sumatera Utara. Perkembangan televisi lokal diharapkan dapat mengangkat identitas daaerah tersebut agar memberikan wadah tersendiri bagi komunitas didareah tersebut sehingga dapat menjadi medium komunikasi public local yang diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan didaerah sekaligus menggali dan mengembangkan potensi seni budaya sesuai dengan otonomi daerah tersebut. Hadirnya televisi lokal sebagai kekuatan baru dalam perkembangan televisi nasional di Indonesia diharapkan mampu mengangkat potensi lokal dengan ke khasannya, sebab dari 11 televisi swasta nasional yang mengudara terlalu menunjukan Jakarta minded dalam program-programnya sehingga kurang mengakomodir kepentingan daerah secara adil.

2.2 Pengertian Televisi, Stasiun, dan Siaran

Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam Baksin (2006: 16) mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu”.

Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004: 28) lebih luas lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima”. Berdasarkan kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah sistem elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan permisif. Stasiun televisi merupakan lembaga penyiaran atau tempat berkerja yang melibatkan banyak orang, dan yang mempunyai kemampuan atau keahlian dalam bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan siaran atau karya yang baik.

Dalam Morissan (2004: 9) dinyatakan bahwa:

Stasiun Televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berintraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin. Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa televisi sangat berpengaruh terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu tempat atau kantor yang mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin, dengan demikian melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang akan di publikasikan. Umumnya siaran bertujuan untuk memberi informasi yang dapat dinikmati dan dapat diterima dikalangan masyarakat, menurut Morissan (2004: 2) bahwa: “Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara”.

Sedangkan Sumadiria (2005: 5) menyatakan bahwa:

Siaran televisi adalah merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial, dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat didefinisikan bahwa siaran televisi adalah suatu pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan sistem lensa, suara, dan menghasilkan gambar yang bergerak dan berisikan suatu informasi yang beranekaragam yang dapat diterima oleh setiap kalangan masyarakat.

Menurut Undang-undang no. 3212002 tentang penyiaran, Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum radio melalui udara, kabel dan media lainnya untuk diterima secara serentak dan persamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Kegiatan penyiaran meliputi dua bagian : penyiaran radio dan penyiaran televisi.

Sedangkan menurut Melvin De Fluer adalah jenis media massa yang menggunakan instrumen elektromagnetik dalam penyampaian pesan ke audiennya secara simultan (Melvin L. DeFleur & Everen E Dannis, Understanding Mass Communication, 1985).

Untuk memperjelas pengertian media penyiaran, berikut tersaji perbedaan antara media penyiaran dengan massa cetak. Perbedaan Media Penyiaran dan Media Cetak

No Media Penyiaran Media Cetak

1 Menggunakan Frekwensi Tidak

2 Menggunakan alat transmitter (pemancar) Tidak

3 Menggunakan alat penerima (receiver) Tidak

4 Pesan diterima secara serentak Ya

5 Pesan diterima pada waktu yang sama Relatif tidak

6 Pandang / dengar (Audio / visual) Tidak (hanya visual)

2.3 Prinsip-prinsip Penyiaran “universal”

Berikut ini adalah prinsip-prinsip penyiaran secara universal :

1. Sistem penyiaran dijalankan bagi kepentingan rakyat melalui dukungan terhadap bidang-bidang berikut:

akses universal, keanekargaman, demokratisasi gelombang udara, pengembangan bangsa, pendidikan penguatan karakter rohani dan akhlak masyarakat.

2. Suatu kebijakan penyiaran yang demokratis membantu publik untuk memahami tujuan sistem penyiaranyang mereka inginkan dan peran yang dimiliki sistem tersebut dalam masyarakat.

3. Suatu kerangka kebijakan hendaknya sanggup beradaptasi dengan kondisi-kondisi yang berubah tanpa membiarkan publik bertanya-tanya apa yang menjadi tujuan kebijakan dan undang-undang penyiaran.

4. Suatu Undang-undang penyiaran harus merefleksikan keanekaragaman masyarakat dan yang didasarkan pada prinsip-prinsip konstitusional yang mencakup sejumlah hal yang mendasar sifatnya, termasuk antara lain :

a. Kebebasan berekspresi bagi semua orang.

b. Kesetaraan Hak.

c. Kesetaraan Bahasa.

d. Merefleksikan sifat dasar mulai budaya masyarakat dan hak-hak yang dimiliki semua kelompok etnik untuk menunjukkan dan mempromosikan budaya sendiri.

e. Pilihan dan Keanekaragaman.

5. Suatu hukum penyiaran yang memastikan pluralitas berita dan informasi, menetapkan ketentuan-ketentuan yang menjamin disebarluaskannya spektrum yang luas dari berbagai titik pandang dan dengan demikian memberikan kontribusiyang signifikan terhadap sistem demokrasi yang efektif dan hidup.

6. Media penyiaran menggunakan gelombang-gelombang udara, yang merupakan milik publik dan merupakan sumber daya yang terbatas. Setiap orang tidak dapat seenaknya mempunyai akses terhadap sumberdaya yang terbatas ini. Sumber daya yang terbatas harus digunakan semaksimal mungkin bagi kebaikan publik. Apabila terjadi konflik antara kepentingan publik harus didahulukan.

2.4 Jenis-jenis Jasa Penyiaran

Berikut adalah pembagiannya menurut pasal 13 UU No.32/2002 tentang penyiaran :

1. Jasa penyiaran terdiri atas :

a. Jasa penyiaran radio.

b. Jasa penyiaran televisi.

2. Jasa penyiaran sebagaimana dimaksud, diselenggarakan oleh :

a. Lembaga Penyiaran Publik.

b. Lembaga Penyiaran Swasta.

c. Lembaga Penyiaran Komunitas.

d. Lembaga Penyiaran Berlangganan.

2.5 Lembaga Penyiaran Publik

Berikut adalah keterangan lengkap mengenai ketentuan Lembaga Penyiaran Publik menurut Pasal 14 UU Penyiaran :

1. Lembaga Penyiaran Publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netal, tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.

2. Lembaga Penyiaran Publik sebagaimana dimaksud terdiri atas Radio Republik Indonesia dan Televisi Republik Indonesia yang stasiun pusat penyiarannya berada di Ibukota Negara Republik Indonesia.

3. Di daerah Propinsi, Kabupaten atau Kota dapat didirikan Lembaga Penyiaran Publik lokal.

4. Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Lembaga PenyiaranPublik dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Dewan Pengawas ditetapkan oleh Presiden bagi Radio Republik Indonesia dan Televisi Republik Indonesia atau oleh Gubernur, Bupati atau Walikota bagi Lembaga Penyiaran Publik lokal atas usul Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, setelah melalui uji kepatutan dan kelayakan secara terbuka atas masukan dari Pemerintah dan Masyarakat.

6. Jumlah anggota Dewan Pengawas bagi Radio Republik Indonesia dan Televisi Republik Indonesia sebanyak 5 (lima) orang dan Dewan Pengawas bagi Lembaga Penyiaran Publik Lokal sebanyak 3 (tiga) orang.

7. Dewan Direksi diangkat dan ditetapkan oleh Dewan Pengawas.

8. Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Lembaga Penyiaran Publik mempunyai masa kerja 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali hanya 1 (satu) kali masa kerja berikutnya.

9. Lembaga Penyiaran Publik di tingkat pusat diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia dan Lembaga Penyiaran Publik ditingkat daerah diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

10. Ketentuan lebih lanjut mengenai Lembaga Penyiaran Publik disusun oleh KPI bersama Pemerintah.

Menurut Pasal 15 :

Sumber pembiayaan Lembaga Penyiaran Publik berasal dari :

1. Iuran penyiaran.

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belaja Daerah.

3. Sumbangan masyarakat.

4. Siaran iklan.

5. Usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran.

Dimana disetiap akhir tahun anggaran, Lembaga Penyiaran Publik wajib membuat laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik dan hasilnya diumumkan melalui media massa.

Sehingga, menurut Effendi Gazali setidaknya terdapat lima ciri penyiaran publik:

Pertama, akses publik, akses publik di sini dimaksudkan tidak hanya coverage area, tetapi juga menyangkut bagaimana penyiaran publik mau mengangkat isu-isu lokal dan memproduksi program-program lokal sehingga misalnya dapat membentuk secara alami dari bawah, tokoh-tokoh lokal yang betul-betul mengenal, dikenal dan mewakili masyarakatnya.

Kedua, dana publik, perlu diingat bahwa lembaga penyiaran publik tidak hanya mengandalkan keuangannya dari anggaran negara tetapi juga dari iuran dan donatur. NHK di jepang misalnya 90% anggarannya berasal dari sumbangan sukarela masyarakat Jepang. ABC di Australia mayoritas anggarannya berasal dari pemerintah federal Australia.

Ketiga, akuntabilitas publik, karena dana utamanya dari publik, maka terdapat kewajiban bagi penyiaran publik untuk membuatr akuntabilitas finansialnya. Di banyak TV publik di Amerika Serikat, pemirsa dapat melihat neraca keuangan stasiunnya setiap saat yang disebut public file.

Kempat, keterlibatan publik, keterlibatan publik di sini, bisa berarti (pertama) menjadi penontonnya, kemudian menjadi kelompok yang dengan rela membantu menyumbangkan tenaga, pikiran, dan dana untuk kelangsungan penyiaran publik; dan yang demikian penting adalah keterlibatan dalam ikut memberi arah pada program-program yang akan dibuat serta ikut mengaevaluasinya.

Kelima, kepentingan publik lebih dimenangkan dari pada kepentingan iklan. Misalnya, ada satu acara yang begitu baik dan bermanfaat menurut publik, namun ratingnya rendah, maka ia tetap akan diproduksi dan diupayakan tetap dipertahankan penayangannya. Tentu kontras dengan penyiaran komersial. Hakikat penyiaran publik adalah diakuinya supervisi dan evaluasi publik pada level yang signifikan. Publik di sini dibaca sebagai “warga Negara”. Hanya karena adanya hakikat inilah maka stasiun publik dapat melakukan apa yang didengung-dengungkan sebagai public service itu. Bagi penyiaran publik, iklan bukanlah sesuatu yang haram. Tergantung bagaimana publik ikut menentukan berapa pembatasan penayangan iklan perjamnya dan iklan-iklan mana yang dianggap pas bagi penyiaran publik. Penyiaran publik tidak berarti tak boleh untung! Canadian Broadcasting Corporation (CBC) misalnya, tahun 2001 memperoleh keuntungan 147,9 juta dollar AS. Lalu, apa beda CBC dengan stasiun komersial? Jawabnya: konsultasi publik yang digelar CBC secara konsisten di berbagai antero negeri. Mulai dari soal isi program, iklan mana yang boleh ditayangkan atau tidak, serta apakah publik setuju dengan cara pemanfaatan keuntungannya, dan lain-lain. (Effendi Gazali, 2002).

Tahun 2002, penerimaan iklan CBC turun 31 juta dollar AS antara lain untuk mengurangi komersialisasi program sesuai usul publik. Soal penampilan dan profesionalitas, studio, alat, atau orangnya, CBC tak kalah elegan dengan stasiun komersial. Untuk konsultasi publik, pemerintah boleh menyampaikan pesan-pesannya lewat stasiun publik, dan dana sosialisasi pada berbagai kantor pemerintah sah digunakan di sana.

2.6 Penyiaran swasta

UU penyiaran pasal 16, 17, 18, 19 dan 20 memberi batasan dan ketentuan mengenai lembaga penyiaran swasta, yaitu: Pasal 16

1. Lembaga Penyiaran Swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi.

2. Warga negara asing dilarang menjadi pengurus Lembaga Penyiaran Swasta, kecuali untuk bidang keuangan dan bidang teknik.

Pasal 17 :

1. Lembaga Penyiaran Swasta didirikan dengan modal awal yang seluruhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia.

2. Lembaga Penyiaran Swasta dapat melakukan penambahan dan pengembangan dalam rangka pemenuhan modal yang berasal dari modal asing, yang jumlahnya tidak lebih dari 20% (dua puluh per seratus) dari seluruh modal dan minimum dimiliki oleh 2 (dua) pemegang saham.

3. Lembaga Penyiaran Swasta wajib memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham perusahaan dan memberikan bagian laba perusahaan.

Pasal 18

1. Pemusatan kepemilikan dan penguasaan Lembaga Penyiaran Swasta oleh satu orang atau satu badan hukum, baik di satu wilayah siaran maupun di beberapa wilayah siaran, dibatasi.

2. Kepemilikan silang antara Lembaga Penyiaran Swasta yang menyelenggarakan jasa penyiaran radio dan Lembaga Penyiaran Swasta yang menyelenggarakan jasa penyiaran televisi, antara Lembaga Penyiaran Swasta dan perusahaan media cetak, serta antara Lembaga Penyiaran Swasta dan lembaga penyiaran swasta jasa penyiaran lainnya, baik langsung maupun tidak langsung, dibatasi.

3. Pengaturan jumlah dan cakupan wilayah siaran lokal, regional, dan nasional, baik untuk jasa penyiaran radio maupun jasa penyiaran televisi, disusun oleh KPI bersama Pemerintah.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembatasan kepemilikan dan penguasaan dan pembatasan kepemilikan silang disusun oleh KPI bersama Pemerintah.

Pasal 19

Sumber pembiayaan Lembaga Penyiaran Swasta diperoleh dari:

1. siaran iklan; dan/atau

2. usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran.

Pasal 20

Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran radio dan jasa penyiaran televisi masing-masing hanya dapat menyelenggarakan 1 (satu) siaran dengan 1 (satu) saluran siaran pada 1 (satu) cakupan wilayah siaran.

2.7 Lembaga Penyiaran Komunitas

Sama dengan penyiaran publik, penyiaran komunitas tergolong wacana baru bagi dunia penyiaran di Indonesia, sebelumnya lembaga penyiaran yang dikenal di Indonesia hanyalah lembaga penyiaran swasta dan milik pemerintah. Di Indonesia penyiaran komunitas adalah suatu lembaga yang didirikan oleh komunitas tertentu yang menjalankan aktivitas penyiaran secara independen/netral, daya pancar rendah, jangkauan wilayah yang terbatas, tidak komersial, serta melayani kepentingan komunitas.

Karena khusus melayani komunitas, maka lembaga penyiaran ini boleh menggunakan bahasa daerah sesuai dengan komunitas yang dilayaninya. Bahwa penyiaran komunitas tidak boleh komersial mungkin sifatnya debatable. Tetapi yang penting adalah penyiaran komunitas tidak boleh dimiliki atau berafiliasi dengan kelompok usaha yang mencarai untung semata. Di Indonesia mendirikan penyiaran komunitas persyaratannya sangat ketat. Antara lain dilarang menjadi media partisan, tidak terkait dengan organisasi atau lembaga asing serta bukan komunitas internasional, tidak terkait dengan organisasi terlarang, tidak untuk kepentingan propaganda kelompok atau golongan tertentu. Bahkan, untuk dana awal dan operasional dilarang menerima sumbangan dari pihak asing. Penyiaran komunitas juga dilarang melakukan siaran iklan. Siaran komersial lainnya, kecuali iklan layanan masyarakat.

Lalu dari mana datangnya dana operasionalnya? Biaya diperoleh dari kontribusi komunitas yang menjadi pemilik lembaga penyiaran komunitas tersebut.

2.8 Lembaga Penyiaran Berlangganan

Lembaga penyiaran berlangganan adalah bentuk penyiaran yang memancarkanluaskan atau menyalurkan materi siarannya secara khusus kepada pelanggan melalui radio, televisi, multimedia atau media informasi lainnya. Dalam memancarluaskan siarannya lembaga penyiaran berlangganan menggunakan dapat mengunakan satelit, kabel atau melalui teresterial. Di manca negara penyiaran berlangganan kerap dikenal pay per view dimana penonton mengeluarkan sejumlah uang untuk menonton atau mendengar (berlangganan) siaran yang dikeluarkan salah satu siaran berlangganan. Di Indonesia saat ini terdapat dua provider TV berlangganan yakni: Kabel Vision dan Indo Vision. Kabel Vision menggunakan broadband sedangkan Indo Vision menggunakan satelit.

BAB III

GAMBARAN UMUM TERANG ABADI TELEVISI

3.1 Sekilas Tentang Perusahaan

Terang Abadi Televisi atau TATV merupakan televisi Lokal pertama di kota Solo. TATV berdiri pada tanggal 1 September 2004, yang terletak di Jalan Brigjen Katamso no 173 Mojosongo, Solo. Sebagai media televisi yang memiliki Frekuensi 50 UHF, TATV memiliki beberapa karateristik yang kuat yakni sebagai penyedia hiburan sebagai alat informasi local yang tajam dan lugas, serta sebagai televisi yang memberi pencerahan terhadap paradigma berpikir dan berperilaku bagi masyarakat pemirsa, tanpa meninggalkan budaya lokal dan tetap mengikuti perkembangan jaman. Dengan jangkauan siar yang semakin luas menjadikan TATV dapat dinikmati banyak pemirsa di wilayah Jawa Tengah.

3.2 Visi

Menjadi televisi yang memberi pencerahan pada paradigma berpikir dan berperilaku bagi permirsa dan masyarakat, menuju pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

3.3 Misi

Memberi sumbangsih yang berarti guna kemajuan daerah dan masyarakat pemirsa dalam segala bidang kehidupan, melalui perubahan paradigm berpikir dan berperilaku.

3.4 Data Media

Camera : Sony DSR-390, DSR D50, DSR 170P

Master Control : Character Generator (Incriber dan Title Box)

Media Player (Air Box), Router (Vikinx)

Video Mixer (Panasonic MX-70)

VTR (Sony 1600P), VDA (Midanra)

Mixer Audio (Midas 16 Channel)

Transmiter : Sira italy 28 Panels (Omni Director)

Power : 10 KWH

Channel : 50 UHF

Tower High : 110 meters

Frequency : 50 UHF

3.5 Coverage Area

Ø EKS KARISIDENAN SURAKARTA yang meliputi :

Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Klaten, serta Kabupaten Boyolali.

Ø wilayah PANTURA yang meliputi :

Semarang, Ungaran, Demak, Kudus, Pati, Rembang, Magelang, Salatiga, Ambarawa.

Ø Serta Daerah Istimewa Jogjakarta yang meliputi:

Kulonprogo, Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Purworejo, Magelang, Temanggung, Wonosobo.

Artinya TATV sendiri telah mencakup 1/3 wilayah Jawa Tengah dengan jumlah populasi potensial sebanyak 16 juta jiwa.

3.6 Contact Us

Alamat

Jl. Brigjend Katamso 173 Mojosongo, Solo

Telepon

0271 - 852643, 0271 - 858111 [Hunting]

Fax

0271 - 852522

Email

info@tatv.co.id

Facebook

info@tatv.co.id

Twitter

info@tatv.co.id

  BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Produksi Televisi

Produksi televisi merupakan proses pembuatan acara untuk ditayangkan ditelevisi. Proses produksi ini merupakan perjalanan panjang yang melewati berbagai tahapan, melibatkan banyak sumber daya manusia dengan berbagai keahlian dan berbagai peralatan serta biaya.

Acara televisi tersebut diproduksi oleh stasiun televisi (in house production) atau pihak luar yang bisa disebut sebagai rumah produksi (production house).

4.1.1 Pra Produksi

Membuat Konsep Program

Untuk membuat acara (program) televisi, hal pertama yang harus dilakukan adalah penggalian ide atau gagasan kreatif. Tentunya ide-ide yang akan dilahirkan juga harus mempertimbangkan berbagai hal. Berbagai aspek yang perlu diperhatikan sebelum merancang program :

1. Hukum

Acara harus dibuat seorsinil mungkin untuk menghindari pelanggaran hal cipta dan mentaati undang undang yang berlaku di Indonesia.

2. Kultur

Televisi sebagai media yang mempunyai pengaruh sosiologis yang kuat, tentunya acara-acara yang dihasilkan juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap pembentukan nilai-nilai positif dimasyarakat. Para pembuat program pun juga harus menghormati nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia juga menghindari hal yang dapat menyinggung SARA.

3. Pasar (Market)

Untuk acara yang dibuat untuk tujuan bisnis, para pembuat program harus mengenal pasar yang dituju. Kita tidak dapat membuat acara yang bagus menurut sudut pandang subjektif kita sendiri. Kita juga harus melihat dari sudut pandang calon pemirsa yang akan kita bidik. Untuk membidik calon pemirsa, para pembuat acara TV biasanya melakukan pengamatan sendiri atau mempelajari data-data yang dibuat oleh Nielsen Media Research mengenai calon pemirsa yang dituju untuk kemudian menseleksi pasar potensialnya.Penseleksian pasar potensial dilakukan dengan penggolongan berdasarakan jenis kelamin, umur, status ekonomi dan sebagainya.

Contoh Penggolongan Pasar :

National Population – Age

Proporsi penduduk yang terbesar adalah kalangan yang berusia 20 ke atas. Proporsi female dan male di kalangan anak, remaja dan dewasa

4. Budget

Jika untuk tujuan profit, besarnya anggaran yang diperlukan untuk mewujudkan suatu ide program harus sebanding dengan kekuatan program tersebut untuk mendapatkan rating yang baik.

5. Teknis

Sebuah ide kreatif juga harus mempertimbangkan apakah ide tersebut mungkin untuk dieksekusi dengan peralatan, SDM dan waktu yang tersedia. Idealnya seorang pembuat program haruslah mengerti hal teknis karena nantinya dia harus memperkirakan peralatan apa saja yang benar-benar dibutuhkan, berapa jumlah SDM yang akan diturunkan dan membutuhkan waktu berapa lama hingga menyusun anggaran dengan data tersebut. Seorang perancang program yang tidak mengerti teknis, nantinya akan membuat sering terjadi kesalah pahaman dengan para eksekutor karena pada intinya, yang paling harus mengenal program tersebut dan yang paling harus bisa memberikan gambaran sejelas-jelasnya bagaimana program tersebut akan dieksekusi adalah pembuat konsep program itu sendiri. Semakin jelas dan lengkap dalam memberikan gambaran dan uraian teknis, semakin kecil tingkat kesalahan dalam pengeksekusiannya.

4.1.2 Rehearsal

Rehearsal adalah tahap awal ketika proses pra produksi selesai. Rehearsal dilakukan oleh tim produksi secara menyeluruh. Dengan rehearsal kemungkinan kesalahan ketika shooting berlangsung bisa diminimalisair bahkan diharapkan tidak ada sedikit kesalahanpun nantinya. Hal yang perlu diperhatikan dalam rehearsal adalah :

• Timing

• Briefing Performers

• Props

• Shot Arrangement

• Audio & Lighting

• Unrehearsed/Rehearsed Studio Production

Timing

Produksi Televisi akan menyangkut timing/waktu, estimasi waktu harus bisa diprediksi seakurat mungkin. Panduan waktu adalah rundown yang sudah dibuat pada saat pre-production.Dalam format live, pengaturan waktu harus benar-benar diperhitungkan minute by minute serta scond by scond.

Briefing Performers

Salah satu elemen bagus tidaknya suatu acara televisi adalah bagaimana pengisi acara bisa secara total melakukan adegan serta dialog sesuai naskah. Agar hal demikian bisa tercapai diperlukan briefing pada seluruh pemain/pengisi acara. Briefing dilakukan sedetail mungkin. Untuk beberapa contoh kasus bahkan briefing tidak hanya pada masalah konten saja,karena terkadang maslah teknis juga perlu diketahui oleh para pemain.

Props

Property sebagai bagian dari tata artistik harus disiapkan pada saat rehearsal. Namun untuk keperluan ini bisa saja menggunakan dummy.

Shot Arrangement

Pengaturan shot sudah bisa dilakukan pada saat rehearsal, selalu mengecek area shot sesuai dengan yang telah direncanakan. Dengan pengaturan shot ini juga bisa melihat apakah penataan artistik sudah sesuai dengan yang diharapkan. Juga akan berkaitan dengan penataan lighting.

Audio & Lighting

Sebagai bagian dari produksi audio visual, audio dan lighting harus menjadi perhatian yang baik. Selalu mengecek apakah audio sudah berjalan dengan benar, karena paling tidak ada dua masalah audio yang harus diperhatikan. Pertama,audio yang ada di area studio tersebut (misalnya acara musik). Kedua, audio yang akan dipakai sebagai output acara.

Prosedur Rehearsal

Dalam berbagai tipe acara televisi hampir memiliki hal yang sama ketika melakukan rehearsal. Tidak ada aturan mengenai berapa kali kegiatan ini dilakukan, untuk acara yang besar kadang rehearsal dilakukan secara parsial. Pada intinya rehearsal dilkakukan untuk membantu agar pada proses pengambilan gambar nantinya bisa berjalan lancar. Rehearsal terakhir dilakukan secara run trough, sesuai dengan rundown yang telah dibuat. Ada tiga jenis prosedur rehearsal yang dilakukan oleh penagarah acara :

• Camera Blocking

• Floor Blocking

Blocking kamera ditentukan oleh Program Director. Photo by Reni Umbara Camera Blocking

Di sini director/pengarah acara melakukan kontrol dari sebuah control room. Di dalam control room sudah tersedia monitor dari seluruh kamera serta monitor preview dan program, dengan demikian pengarah acara bisa mengontrol penuh bagaimana kamera-kamera tersebut ditempatkan. Dalam hal ini pengarah acara hanya akan turun ke lapangan /studio jika ada hal yang dirasa sangat penting untuk diskusi langsung dengan crew.

Floor Blocking

Kebalikkannya dengan metode Camera Blocking, pada metode ini pengarah acara mengontrol melalui monitor yang ada di studio. Dengan demikian dia bisa mengatur langsung para pemain dan pengarah acara ke control room pada saat taping.

Floor Director memberikan briefing pada peserta gameshow tv. Photo by Reni Umbara

Masalah dalam Rehearsal

Ketika melakukan rehearsal akan ditemui banyak permasalahan, justru dengan demikian kesalahan tersebut bisa diperbaiki sedini mungkin. Permasalahan itu anatara lain :

Shot

Jika tidak mendapatkan shot yang detail, maka caranya dengan menggeser subjek atau menggeser posisi kamera atau dengan melakukan zoom in. Begitu juga kalau ada set yang kurang pas posisinya, set tersebut bisa digeser agar bisa dishoot dengan komposisi yang baik.

Pemain

Jika pemain keluar dari posisi dalam framming maka hal yang bisa dilakukan adalah dengan memberi marking pada lantai. Dan memberi arahan agar pengisi acara/pemain agar tidak keluar dari marking yang sudah dibuat.Pemain terkadang salah arah kamera, hal ini bisa diatasi dengan meminta floor manager untuk memberi cue agar pemain menghadap pada kamera yang diinginkan. Jika banyak terjadi kesalahan pada dialog, gunakan cue card, prompter, dan alat bantu lainnya. Jika terjadi kesalahan lain ? Ya tentu saja dilakukan retake. Tapi hal ini hanya berlaku pada metode taping, tidak untuk acara langsung.

Desain Set

Desain serta property harus diperhatikan dengan seksama. Kadang property tertentu tidak terlalu jelas atau bahkan memmantulkan cahaya yang berlebihan. Untuk mengatasi hal ini dengan mengatur tata cahaya, memcarai sudut pengambilan lain, mengecat kembali properti tersebut, atau dengan menyemprot properti tersebut dengan dulling spray. Masalah lain dalam property adalah warna serta tone yang kurang bagus, hal ini juga bisa diatasi dengan penataan lighting atau dengan memodifikasi background.

4.2 Proses Penyiaran

Terselenggaranya penyiaran ditentukan oleh tiga unsur yang menghasilkan siaran yaitu : studio, transmitter, dan pesawat penerima. Ketiga unsur ini kemudian disebut sebagai trilogi penyiaran. Paduan ketiganya yang kemudian akan akan mengasilkan siaran yang dapat diterima oleh pesawat penerima radio maupun televisi.

1. Studio

Studio merupakan sistem yang cukup berperan dalam sebuah stasiun penyiaran, sebagai subsistem yang terintegrasi secara total, bagian studio memberikan andil untuk penyedia program – program regular yang bersifat leve event atau recording program. Sistem studio pada umumnya terintegrasi dari berbagai unit sistem, seprti bagian audio, video system, dan pencahayaan serta dilengkapi prasarana seni atau art sebagi unsur pendukung produksi, khususnya untuk produksi audio visual. Studio merupakan tempat produksi informasi sekaligus menyirkan, yakni megubah ide dan atau gagasan menjadi bentuk pesan baik gambar maupun suara yang bermakna melaui sebuah proses yang mekanistik yang memungkinkan gambar suara itu dikirimkan melaui transmitter untuk selanjutnya diterima oleh sistem antena pada pesawat penerima (media receiver) guna dinikmati oleh khalayak dalam bentukk sajian acara.

Dalam produksi informasi, studio sebagi penyuplai acara di bagi menjadi 2 bagain kategori besar, yaitu :

a. Live Event, misalnya program music, variety show, berita/news dan lain sebagainya.

b. Recording Event, program acara yang direkam lebih dahulu baik program acara nono drama seperti music, olahraga dan news maupun program acara drama (setyabudi, 2005).

2. Trasmitter

Merupakn salah satu unsur dalam proses penyiaran yang berfungsi mengantarkan gambar dan suara dari studio berupa gelombang elektromagnetik yang membawa muatan informasi untuk dipancarkan atau disalurkan melalui kabel atau serat optik. Sistem pemancaran (transmisi) dapat dilakukan melalui sistem terresterial (pancaran di atas tanah) dan sistem satelit ( menggunakan jasa satelit komunikasi).

Ada 3 cara sistem satelit komunikasi (telekomunikasi), sistem DBS (Direct Broadcasting Satellit) dan sistem semi DBS, serta sistem gabungan ( terristorial, penyaluran dan satelit).

3. Pesawat penerima

Merupakan alat yang berfungsi mengubah gelombang elektro magnetik yang membawa muatan informasi berupa signal suaran dan signal gambar proyeksi menjadi bentuk pesan yang dapat dinikmati. Pancaran gelombang elektro magnetik yang membawa muatan signal suara yang terbentuk melalui microfon, kemudian pancaran ini diterima oleh sistem antena untuk diteruskan ke pesawat penerima, dan signal suara itu diubah kembali menjadi atau audio didalam audio/loudspeaker. Proses ini menghasilkan siaran radio. Sedang pancaran elektro magnetik yang membawa muatan signal suara, yang dihasilkan oleh microfon dan signal gambar proyeksi, yang dihasikan oleh sistem lensa dan kemudian diubah menjadi signal gambar dalm tabung pengambil gambar pick up tube maka proses ini menghasilkan siaran televisi.

Ketiga unsur tersebut bila dipadukan dapat menghasilkan siaran, seperti dalam bagan berikut ini:

Bertindak sebagai komunikator dan sekaligus sebagai sumber informasi adalah penyelenggara siaran. Ide/isi pesan komunikator produksi dan disiarkan melalui stasiun penyiaran radio dan televisi (hasil produksi) dapat dinikmati atau dilihat dan didengar oleh komunikan melalui pesawat televisi dan atau pesawat radio. Isi pesan itu bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku khalayak.

Sementara penyiaran yang merupakan padanan kata broadcasting memiliki pengertian sebagai: kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Dengan demikian menurut definisi di atas maka terdapat lima syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat terjadinya penyiaran. Jika salah satu syarat tidak ada maka tidak dapat disebut penyiaran. Kelima syarat itu jika diurut berdasarkan apa yang pertama kali harus diadakan adalah sebagai berikut:

1. Harus tersedia spektrum frekuensi radio.

2. Harus ada sarana pemancaran/transmisi.

3. Harus adanya perangkat penerima siaran (receiver).

4. Harus adanya siaran (program atau acara).

5. Harus dapat diterima secara serentak/bersamaan.

Standar Prosedur Pengoprasian istilah standar prosedur pengoprasian atau Standard Operating Procedure (SOP) pada awalnya hanya dipakai sebagai suatu syarat atau aturan untuk mengoperasikan suatu mesin peralatan mekanik atau elektronik. Syarat tersebut mutlak diperlukan dengan tujuan untuk melancarkan operasional dan membuat alat agar dapat digunakan dalam waktu yang relative lebih lama. Dalam kaitan ini Wahyudi (1994) mengatakan para pengelola program teknik dan administraasi/ ketatalaksanaan dalam wadah organisasi penyiaran bekerja diatas landasan saling pengertian, menghargai dan mengingatkan, untuk menghasilkan siaran yang berkualitas, baik dan benar. Yang dimaksud dengan siaran berkualitas, baik dan benar adalah :

1. Siaran berkualitas adalah siaran yang kuallitas suara atau gambar atau visualnya prima.v 2. Siaran yang baik adalah siaran yang isi pesannya, baik audio atau visualnya bersifat informatif, edukatif, persuasif, akumulatif, komunikatif dan stimulatif.

3. Siaran yang benar adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau visualnya diproduksi sesuai dengan sifat fisik medium radio dan atau televisi.

Dengan memperhatikan kriteria siaran yang berkualitas, baik dan benar, maka diharapkan akan mampu memberikan kontribusi kepada khalayak berupa hasil produksi siaran yang benar- benar dapat dinikmati dan di tonton. Untuk siaran artistik terilat pada kode moral, sedangkan siaran karya jurnalistik selain terikat kode moral juga pada kode profesi jurnalistik.

Sarjana Jerman Heinrich Rudolf Hertz (1857-1894) adalah ilmuwan pertama yang sukses melakukan percobaan transmisi gelombang elektromagnetik, walau masih dalam jarak terbatas. Namun lewat tangan ilmuwan Italia Guglielmo Marconi (1874 – 1937) sinyal radio sukses dikirim menyeberangi Samudera Atlantik pada tahun 1901.

4.3 Prinsip Kerja Penerima Televisi

4.3.1 Perjalanan Objek Gambar dan Suara Televisi

Sebelum kita mempelajari prinsip kerja penerima TV ini, sebaikknya kita harus tahu dulu bagaimana sebuah objek gambar dapat diterima oleh pesawat penerima televisi kita. Gambar yang kita lihat adalah hasil produksi dari sebuah kamera. Obyek gambar yang ditangkap lensa kamera akan dipisahkan menjadi 3 warna primer yaitu merah (Red), hijau (Green) dan biru (Blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar TV(Transmitter) berupa sinyal cromynance, sinyal luminance dan syncronisasi.

Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara, yang ditransmisikan bersama sinyal gambar. Gambar dipancarkan dengan system amplitudo modulasi (AM), sedangkan suara dengan system frekuensi modulasi (FM). Kedua system ini digunakan untuk menghindari derau (noise) dan interferensi.

Perhatikan gambar dibawah ini yang menjelaskan perjalanan objek gambar sehingga sampai pada pesawat penerima televisi kita.

4.3.2 Saluran dan Standart Pemancar Televisi

Kelompok frekuensi yang ditetapkan untuk transmisi sinyal disebut saluran channel. Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 MHz dalam salah satu bidang frekuensi band yang dialokasikan untuk penyiaran TV komersial yaitu:

1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 (54 – 88 MHz).

2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 (174 – 216 MHz).

3. UHF saluran 14 sampai 83 (470 – 890 MHz)

Ada 3 sistem pemancar TV yaitu sebagai berikut:

1. National Television System Committee (NTSC) digunakan USA

2. Phases Alternating Line (PAL) digunakan Inggris

3. Sequential Couleur a’Memorie (SECAM) digunakan Prancis

Sedangkan Indonesia sendiri menggunakan system PAL B. Hal yang membedakan system tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa gambar dan pembawa suara.

4.4 Master Control Room Televisi

Bagian penyiaran atau ''broadcasting'' merupakan ujung dari produksi materi siaran seperti program acara, iklan, dan sebagainya. MCR menjadi pusat kegiatan penyiaran, meliputi pengoperasian peralatan siaran televisi dan hal-hal non-teknis seperti pengaturan waktu tayang. Beberapa stasiun televisi menempatkan bagian penyiaran menjadi satu departemen tersendiri yang umum dikenal dengan ''Departement On Air Broadcast'' Ciptono Setyobudi, 2006, ''Teknologi Broadcasting TV'', Yogyakarta: Graha Ilmu, hal 29. Dalam departemen ini, terdapat bagian teknis (meliputi Master Control dan ''video tape recording'' (VTR) ''On Air''), bagian non-teknis (meliputi ''traffic log'' dan presentasi). Seluruh materi siaran akan melalui MCR dan kemudian menuju perangkat ''uplink'' untuk ditransmisikan melalui satelit dan ke stasiun ''relay'' di seluruh Indonesia.

Sistem MCR Televisi Broadcast

MCR menjadi pusat pengaturan semua tayangan program dan iklan. MCR juga dapat dikatakan tempat pengontrolan keluar dan masuknya sumber. Terdapat tujuh bagian dalam sistem MCR Televisi Broadcast.

''Video Tape Recording'' (VTR) ''Material Room''

Bagian ini merupakan tempat penyedian materi-materi program siaran yang berbentuk tape atau kaset siap tayang seperti sinetron, program non-drama. VTR berfungsi merekam dan melihat rekaman pada proses produksi, dapat juga digunakan untuk meng-capture (mengubah rekaman dari kaset pita ke digital). Format yang digunakan, antara lain VHS, S-VHS, dan MiniDV.

Kaset-kaset tersebut di barcode atau dikomputerisasikan sehingga terdapat pembagian segmen untuk sebuah program acara. Kemudian setelah dibagi, di input ke Flexicart atau mesin pemutar materi program Ciptono, hal 31. Misalnya suatu program sinetron akan tayang pada tanggal 7 November pukul 7 malam, dengan durasi 64 menit dan akan dibagi menjadi lima segmen untuk Running File program tersebut. Selain membagi segmen program, bagian VTR juga menyuplai keperluan materi iklan. Apabila ada materi iklan yang tidak sesuai dengan format yang ada pada ruangan VTR, maka meteri kaset tersebut akan diubah menjadi materi yang siap tayang. Kebayakan stasiun televisi saat ini, sudah meminta perusahaan iklan yang ingin memasuki iklan, agar memasukkan format iklan yang sesuai.

Studio

Studio merupakan tempat untuk memproduksi dan menyuplai program-program stasiun televisi. Proses produksi di studio harus terkoneksi dengan MCR. Ketika program acara diproduksi di studio, MCR menjadi penting untuk mengatur jalannya produksi. Video dan audio akan dikirim ke MCR. Produksi program di studio dapat secara live (langsung disiarkan ke pemirsa) misalnya program musik, olahraga, dan berita ataupun secara recording (program acara direkam terlebih dahulu atau dikenal dengan taping). Di dalam studio terdapat beberapa sistem yang terintegrasi yaitu audio system mixer, video system camera, pencahayaan system lighting dan seni art design Ciptono, hal 32. Siaran Langsung (Live Event) Siaran langsung merupakan suatu proses produksi yang sesuai dengan kenyataan saat itu sehingga apa yang dilihat di televisi pemirsa merupakan gambaran nyata baik waktu maupun lokasi. Siaran langsung memiliki risiko kegagalan baik masalah teknis maupun operasional. Siaran langsung mempunyai slot waktu program yang sulit diprediksi ketepatan selesainya, sehingga seandainya acara langsung gagal, otomatis mengganggu runtutan acara berikutnya. Ciptono, hal 33.

Presentasi

Presentasi merupakan pengendali utama sebuah siaran berlangsung. Bagian ini merupakan pengatur waktu baik kapan program acara on air (berupa live atau taping) maupun waktu iklan atau komersial akan ditayangkan Ciptono, hal 34. Selain itu, bagian presentasi juga bertugas mengatur naik atau turunnya logo televisi, running text. Sistem presentasi memiliki main switcher atau switcher utama yang saling terhubung dengan computer control switcher dan computer control superimpossed. Switcher merupakan alat untuk memilih satu gambar dari berbagai sumber untuk disiarkan atau direkam. Untuk sumber lainnya seperti logo, running text, bumper, dan sebagainya juga akan masuk ke main switcher.

Master Control Console

Bagian ini sebagai pemantau alur sinyal audio dan video. Master control console sebagai penyangga utama penyelenggaraan siaran, membagi sinyal input kebagian lain (studio, presentasi, transfer room), koordinasi utama saat siaran langsung.

Ruang Transfer (Transfer room)

Ruang transfer atau transfer room disebut juga sebagai bagian rekam atau recording. Bagian transfer memberikan input untuk materi siaran yang siap tayang. Bagian transfer dapat merekam materi live atau siaran tunda, merekam acara off air (hasil on air yang sudah ke masyarakat) guna keperluan saksi ke pemasang iklan (Broadcast On Air Whitness) Ciptono, hal 36. Bagian transfer sebagai perekam materi acara yang belum berformat digital.

Transmisi (Up-link)

Ruang transmisi merupakan bagian yang menyiarkan sinyal-sinyal audio dan video ke masyarakat. Bagian ini berhubungan dengan frekuensi, daya pancar transmitter, gelombang pemancar, converage area pancaran stasiun televisi, perizinan alokasi frekuensi dengan departemen perhubungan dan lain-lain. Ciptono, hal 37. Dalam penyiaran televisi, transmisi sebagai pemancar gelombang elektromagnetik dengan dua tipe, yaitu pola penyiaran tatap muka langsung (line off sight) dan pola satelit uplink dan downlink. Line off sight menggunakan gelombang pendek (microwave) yang biasanya untuk keperluan stasiun relay dalam kota (TX Site). Satelit uplink dan downlink menggunakan media satelite repeater untuk keperluan televisi daerah (TX Relay).

SDM Pada Master Control Room

Produser

Produser bertanggung jawab terhadap semua aktivitas pembuatan program. Untuk kebutuhan tertentu, terdapat sebuah komputer dengan system on line seperti New Q Pro yang terhubung langsung dengan teleprompter sehingga produser atau scripwritter dapat melakukan perubahan atau penambahan script yang muncul dan akan dibacakan oleh anchor. Sistem tersebut juga secara online dapat menghitung durasi per materi sehingga produser mendapat informasi yang akurat saat membatalkan (drop) atau menambah materi di dalam segmen agar sesuai dengan durasi dan kebutuhan.

Program Director (PD)

Program director bertanggung jawab terhadap teknis pelaksanaan dan melakukan pemilihan gambar dan suara sesuai rundown.

Pengoperasi Switcher (Switcherman)

Switcherman bertanggungjawab mengoperasikan mesin switcher.

Penata Aksara atau Character Generic (CG)

Penata aksara bertugas menampilkan teks berupa informasi seperti nama presenter, narasumber dan informasi lainnya.

Penata Suara (Audioman)

Penata Suara bertugas untuk memilih sumber suara yang akan dimunculkan. Suara atau audio tersebut berasal dari berbagai macam sumber, seperti : microphone di studio yang digunakan talent, peralatan musik, VTR, music player hingga audio yang disimpan di dalam komputer.

Pengoperasi VTR (VTRman)

Pengoperasi VTR bertugas memutar kaset video sesuai rundown dan melakukan perekaman.

Pegoperasi Virtual Set

Pengoperasi virtual set bertugas memunculkan latar belakang virtual yang sebelumnya telah dibuat oleh virtual set designer dan mengatur posisinya agar sesuai dengan locking kamera.

Hubungan Master Control Room ke Pemancar

Program siaran yang siap ditayangkan ke pemirsa dari MCR disalurkan ke stasiun-stasiun pemancar pusat maupun relay. Penyaluran program siaran televisi dilakukan melalui transmission line, microwave, satellite.

• Transmission line, menggunakan kabel koaksial atau serabut optik. Program dari MCR disalurkan ke pemancar dalam satu komplek dengan jarak yang dekat.

• Microwave, menggunakan frekuensi radio gelombang mikro. Program dari MCR disalurkan ke pemancar dari lokasi yang berbeda dengan jarak yang cukup jauh. Transmisi microwave biasanya digunakan untuk live event dari lapangan ke studio, atau untuk backup dari studio ke stasiun relay terdekat.

• Satellite, menggunakan frekuensi radio gelombang mikro. Program dari MCR disalurkan lokasi yang berbeda dengan jarak yang sangat jauh. Satellite merupakan transmisi dari studio ke stasiun relay di seluruh Indonesia. Transmisi Satelit

Transmisi satelit menjadi penting dalam penyiaran televisi. Ada dua terminal melengkapi sistem satelit, terminal pertama untuk mengirimkan signal transmisi ke satelit (uplink) dan terminal kedua mengurus penerimaan signal dari satelit (downlink) atau disebut juga TVRO (Television Receiving Only) yang dipakai di rumah-rumah, yakni antene parabola Askurifai Baksin, 2006, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, hal 35. Materi siaran dari MCR melalui uplink dikirimkan ke satelit. Kemudian signal diterima di satelit dan dikirimkan atau dipancarkan kembali (downlink) ke relay televisi tersebut.

Daftar Penggunaan Satelit TV Swasta Nasional Indonesia.

Berikut daftar satelit yang digunakan televisi swasta nasional untuk pengiriman materi siaran dari MCR stasiun televisi:

• RCTI http://www.lyngsat-address.com/or/RCTI-Rajawali-Citra-Televisi-Indonesia.html.

Palapa D

SES 7(Indovision)

Telkom 1(TelkomVision)

• SCTV http://www.lyngsat-address.com/ss/SCTV-Surya-Citra-Televisi.html.

Palapa D

SES 7 (Indovision)

Telkom 1 (TelkomVision)

Measat 3

• Transtv http://www.lyngsat-address.com/tt/Trans-TV.html.

SES 7 (Indovision)

Telkom 1 (TelkomVision)

• Trans7 http://www.lyngsat-address.com/tt/Trans-7-ID.html.

SES 7 (Indovision)

Telkom 1 (TelkomVision)

• Antv http://www.lyngsat-address.com/ab/Anteve.html.

SES 7 (Indovision)

Telkom 1 (TelkomVision)

• Indosiar http://www.lyngsat-address.com/tt/TV-Indosiar.html.

Palapa D

SES 7 (Indovision)

Telkom 1 (TelkomVision)

• TVOne http://www.lyngsat-address.com/tt/Tvone-ID.html.

Palapa D

SES 7 (Indovision)

Telkom 1 (TelkomVision)

• Metrotv http://www.lyngsat-address.com/ln/Metro-TV.html.

Palapa D

SES 7 (Indovision)

Telkom 1 (TelkomVision)

Measat 3

• Global TV http://www.lyngsat-address.com/gk/Global-TV-Ind.html.

Palapa D

SES 7 (Indovision)

Telkom 1 (TelkomVision)

• TPI http://www.lyngsat-address.com/tt/TPI-Televisi-Pendidikan-Indonesia.html.

PalapaD

SES 7 (Indovision)

4.5 Stasiun Relay

Stasiun relay pada penyiaran radio dan televisi maksudnya adalah sistem penyiaran antara pemancar ke pemancar (transmitter) yang secara kontineu wilayah lain yang lebih jauh. Hal ini dikenal juga dengan istilah sistem terresterial/diatas tanah. Gelombang mikro yang digunakan untuk siaran televisi, merambat lurus dan tidak dapat mengikuti lengkungan bumi. Gelombang televisi ini hanya dapat diterima bila tidak terhalang. Walaupun tidak ada penghalang, tetapi jika jarak antara pemancar dan penerima ini sangat jauh, gelombang televisi juga tidak dapat diterima oleh pesawat penerima televisi. Jika gelombang terhalang oleh gunung maka di atas gunung dipasang stasiun relay, demikian selanjutnya hingga dapat diterima dengan baik oleh pesawat penerima televisi serta stasiun penyiaran televisi lain di daerah selanjutnya.

Gelombang mikro yang digunakan untuk siaran televisi, merambat lurus dan tidak dapat mengikuti lengkungan permukaan bumi. Gelombang televisi ini hanya dapat diterima baik bila tidak terhalang. Walaupun tidak ada penghalang, tetapi jarak antara pemancar dan penerima ini sangat jauh, gelombang televisi juga tidak dapat diterima oleh pesawat penerima televisi. Jika gelombang terhalang oleh gunung maka diatas gunung dipasang stasiun relay.

Fungsi stasiun relai ialah untuk menerima gelombang elektromagnetik dari stasiun pemancar, kemudian memancar luaskan gelombang itu didaerahnya.

Stasiun relay berbeda dengan stasiun produksi dan penyiaran. Namun stasiun produksi dan penyiaran dapat berfungsi sebagai stasiun relay. Stasiun produksi dan penyiaran adalah stasiun penyiaran yang mampu menyiarkan dan memproduksi siarannya sendiri di suatu wilayah siarannya. Sehingga stasiun produksi dan penyiaran harus mampu memproduksi program siaran yang dibeli ataupun yang diproduksi sendiri, yang biasanya tentang ciri khas wilayahnya sendiri. Seperti siaran berita lokal, siaran program yang favorit di daerah tersebut, Ketoprak di Surabaya. Stasiun produksi dan penyiaran dapat juga dikatakan televisi lokal, namun apabila stasiun tersebut dimiliki oleh stasiun induknya yang berada didaerah lain, maka fungsinya dapat menjadi stasiun relay yang menyiarkan program yang disiarkan stasiun induknya tersebut, selain menyiarkan program yang diproduksinya sendiri. Jumlah pegawainya dapat sekitar 10 sampai ratusan orang tergantung kebutuhan dan kemampuannya untuk mengerakkan operasional siarannya secara efektif. Sedangkan peralatan yang harus dimiliki tentunya sesuai dengan standar suatu stasiun penyiaran, kalau televisi yaitu peralatan master control, studio minimum dua buah, peralatan sistem lighting dan kamera yang lengkap. Sedangkan radio hampir sama hanya saja tidak diperlukan peralatan sistem kamera, karena tidak ada visualnya.

Sedangkan stasiun relai adalah antena pemancar untuk penyiaran radio ataupun televisi yang dibangun di beberapa wilayah tertentu untuk memancarkan siaran gelombang elektromagnetik secara berantai diwilayah yang dituju sebagai target siarannya. Biasanya dibangun didaerah yang tinggi (bukit atau pegunungan) untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebagai penangkap dan pengirim gelombang elektromagnetik. Stasiun relay tidak dapat memproduksi dan menyiarkan sendiri siarannya. Melainkan hanya menerima dari stasiun induknya yang biasanya berada di kota besar/padat penduduk.

Sedangkan untuk komunikasi jarak jauh, dipasang satelit pada ketinggian kurang lebih 36.000 km diatas garis katulistiwa bumi. Satelit dapat berfungsi sebagai stasiun relay di angkasa sebagai penganti stasiun relai didaratan. Satelit adalah teknologi modern yang lebih mahal namun lebih efektif dan efisien untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit ditembus, serta efektif waktu agar siaran cepat terealisasi. Sehingga terkadang lebih murah dibandingkan dengan membangun stasiun relay yang ada didaratan.

Satelit dapat digunakan sebagai stasiun relai untuk siaran televisi, radio, telepon dan telegraf. Satelit Palapa adalah satelit untuk komunikasi dalam negeri dan dapat menjangkau negara-negara regional se ASEAN. Satelit ini beredar mengelilingi bumi seperti halnya bulan mengelilingi bumi. Sistem komunikasi Satelit Palapa disebut Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) karena digunakan untuk komunikasi domestik (dalam negeri). Dibeberapa tempat di Indonesia dibangun stasiun bumi untuk menangkap gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh Satelit Palapa. Untuk transmisi siaran televisi dengan mengunakan Satelit Palapa, maka siaran televisi dari stasiun pusat Jakarta ke stasiun bumi di Cibinong terlebih dahulu, kemudian dari Cibinong dipancarkan ke Satelit Palapa. Satelit Palapa kemudian merelai dan memancarkannya ke stasiun bumi yang ada daerah lain. Dari stasiun bumi, transmisi diteruskan ke studio televisi yang memancarkannya ke pesawat penerima televisi di rumah.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

• Kuliah Kerja Lapangan merupakan suatu kegiatan di luar kampus untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan di dunia kerja yang sesungguhnya.

• Televisi merupakan sarana komunikasi untuk memberikan berbagai informasi kepada masyarakat luas.

• Bagian utama dari Teknik Penyiaran adalah Master Control, Transmitter dan Receiver.

5.2 Saran

• Sebaiknya stasiun televisi lokal memajukan penyiarannya menggunakan pemancar satelit agar seluruh dunia bisa menangkap siarannya.

• Stasiun tv lokal sebaiknya menayangkan acara-acara yang di gemari masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dedi Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi. Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA, 2003-2005;

2. http://www.scribd.com/doc/28284315/127-Teknik-Penyiaran-Dan-Produksi-Program-TV-Film-Radio-Jilid-2

3. http://broadcast-stasion.blogspot.com/2010/05/aspek-teknis-stasiun-tv-lokal.html

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Master_Control_Room_Televisi

5. http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/statsiun-relay.html

6. http://manteb.com/#

7. Tommy,Suprapto MS, Berkarier di Bidang Brodcasting. Yogyakarta:Media Presindo, 2006;

8. www.ramseyelectronics.com/.../TV6.pdf

Kamis, 13 Oktober 2011

Program menghitung bangun ruang dengan menggunakan C++

#include
#include
void main()
{

int pilihan;
float Lsegitiga,Ksegitiga,Lpersegi,Kpersegi,Lpersegipanjang,Kpersegipanjang,Llingkaran,Klingkaran,Vkubus,LPkubus,Vbalok,LPbalok,Vbola,LPbola,Vlimassegiempat,LPlimassegiempat,Vtabung,LPtabung ;
float a, t, s, p, l, r, phi,sAB,sBC,sCA;
char ulang;
do
{
clrscr();
cout<<"(c) Created 2009 by dsuryanta.Inc"<<<<"Menu Utama"<<<"1. Menghitung Luas & Keliling Segitiga"<<<"2. Menghitung Luas & Keliling Bujursangkar"<<<"3. Menghitung Luas & Keliling Persegipanjang"<<<"4. Menghitung Luas & Keliling Lingkaran"<<<"5. Menghitung Volum & Luas Permukaan Kubus"<<<"6. Menghitung Volum & Luas Permukaan Balok"<<<"7. Menghitung Volum & Luas Permukaan Bola"<<<"8. Menghitung Volum & Luas Permukaan Limas Segi Empat"<<<"9. Menghitung Volum & Luas Permukaan Tabung"<<<"10. Exit"<<<<<"Pilihan anda : ";cin>>pilihan;
switch (pilihan)
{
case 1 :
cout<<"Menghitung Luas Segitiga"<<<"Menghitung Keliling Segitiga"<<<"Masukkan alas segitiga : ";cin>>a;
cout<<"Masukkan tinggi segitiga : ";cin>>t;
cout<<"Masukkan sisi AB segitiga : ";cin>>sAB;
cout<<"Masukkan sisi BC segitiga : ";cin>>sBC;
cout<<"Masukkan sisi CA segitiga : ";cin>>sCA;
Lsegitiga = 0.5*a*t;
Ksegitiga = sAB+sBC+sCA;
cout<<"Luas segitiga adalah : "<<<<"Keliling segitiga adalah : "<<<<"Menghitung Luas Bujursangkar"<<<"Menghitung Keliling Bujursangkar"<<<"Masukkan sisi persegi : ";cin>>s;
Lpersegi = s*s;
Kpersegi = 4*s;
cout<<"Luas bujursangkar : "<<<<"Keliling bujursangkar : "<<<<"Menghitung Luas Persegipanjang"<<<"Menghitung Keliling Persegipanjang"<<<"Masukkan panjang : ";cin>>p;
cout<<"Masukkan lebar : ";cin>>l;
Lpersegipanjang = p*l;
Kpersegipanjang = (p+l)*2;
cout<<"Luas Persegipnjng: "<<<<"Keliling Persegipnjng: "<<<<"Menghitung Luas Lingkaran"<<<"Menghitung Keliling Lingkaran"<<<"Masukkan jari-jari lingkaran : ";cin>>r;
phi = 3.14;
Llingkaran = phi*r*r;
Klingkaran = phi*(r+r);
cout<<"Luas lingkaran adalah : "<<<<"Keliling lingkaran adalah : "<<<<"Menghitung Volum Kubus"<<<"Menghitung Luas Permukaan Kubus"<<<"Masukkan sisi kubus : ";cin>>s;
Vkubus = s*s*s;
LPkubus = 6*s;
cout<<"Volum kubus adalah : "<<<<"Luas permukaan kubus adalah : "<<<<"Menghitung Volum Balok"<<<"Menghitung Luas Permukaan Balok"<<<"Masukkan panjang balok : ";cin>>p;
cout<<"Masukkan lebar balok : ";cin>>l;
cout<<"Masukkan tinggi balok : ";cin>>t;
Vbalok = p*l*t;
LPbalok = (2*p*l)+(2*p*t)+(2*l*t);
cout<<"Volum balok adalah : "<<<<"Luas permukaan balok adalah : "<<<<"Menghitung Volum Bola"<<<"Menghitung Luas Permukaan Bola"<<<"Masukkan jari jari bola : ";cin>>r;
cout<<"Masukkan tinggi bola : ";cin>>t;
phi = 3.14;
Vbola = 4/3*phi*r*t*t*t;
LPbola = 4*phi*r*r;
cout<<"Volum bola adalah : "<<<<"Luas permukaan bola adalah : "<<<<"Menghitung Volum Limas Segi Empat"<<<"Menghitung Luas Permukaan Limas Segi Empat"<<<"Masukkan panjang limas segi empat : ";cin>>p;
cout<<"Masukkan lebar limas segi empat : ";cin>>l;
cout<<"Masukkan tinggi limas segi empat : ";cin>>t;
Vlimassegiempat = (p*l*t)*1/3;
LPlimassegiempat = ((p+l)*t)+(p*l);
cout<<"Volum limas segi empat adalah : "<<<<"Luas permukaan limas segi empat adalah : "<<<<"Menghitung Volum Tabung"<<<"Menghitung Luas Permukaan Tabung"<<<"Masukkan jari jari tabung : ";cin>>r;
cout<<"Masukkan tinggi tabung : ";cin>>t;
phi = 3.14;
Vtabung = phi*r*r*t;
LPtabung = (2*phi*r)*(r*t);
cout<<"Volum tabung adalah : "<<<<"Luas permukaan tabung adalah : "<<<<"Exit�"<<<"Menu tidak tersedia�"<<<"Kembali ke Menu Utama (y/n)?";cin>>ulang;
}while(ulang == 'y');
}

Senin, 18 April 2011

WAHYU SOUND SYSTEM

Awalnya cuma hobi, yang pasa akhirnya menjadi sebuah investasi yang bisa menghasilkan rupiah dan mendapatkan banyak teman. Inilah yang dialami oleh mas Susilo Wahyu Basuki atau yang sering dipanggil dengan nama mas wahyu. Mas wahyu ini bertempat tinggal di desa ngaran, kecamatan kalugesing,kab purworejo. Mas wahyu ini memiliki sebuah usaha yaitu menyewakan Sound System. Usaha ini diaawalinya sejak tahun 2005. Awalnya mas wahyu ini hanya seorang yang memiliki hobby bermain alat-alat elektronik. Dia suka bermain elektronik sejak ia duduk di bangku SMP. Ilmu elektronik itu ia peroleh dari ayahnya yang memiliki hobby yang sama yaitu bermain elektronik, perlahan-lahan ia diajari ayahnya bermain alat-alat elektronik. sampe–sampe sekarang banyak para tetangga bahkan dari luar kecamatan pun meminta tolong ama mas wahyu untuk disuruh memperbaiki alat-alat elektronik rumah tangga seperti Tv, radio, tape, dan barang –barang elektronik yang lainnya.
Usaha persewaan sound system ini awalnya cuma kecil-kecilan aja. Dia tidak ada niat untuk membuat usaha persewaan sound system ini. Diawali dengan sepasang speaker dan sebuah amplifier yang sering dipinjamkan untuk para tetangganya yang membutuhkan pada sebuah acara seperti hajatan dll. Lama-lama mas wahyu ini mengembangkan sound systemnya tersebut. Perlahan ia menambahkan satu demi satu speaker, amplifier dll. Hingga saat ini kerepotan untuk membawanya klo tidak dibawa dengan menggunakan mobil. Banyak dari tetangga desa yang menyewa sound system milik mas wahyu ini. Disamping orangnya supel, ramah, mas wahyu dulu juga tidak mematok harga untuk sewa sound systemnya.
Seiring dengan waktu, mas wahyu ini mengamati dan tahu akan kebutuhan para konsumen. Orang yang memiliki suatu acara/hajatan, byasanya mereka kerepotan mencari sound system dan alat penerangan. Dan alat penerangan ini sangat pokok banyak dibutuhkan, dikarenakan sebagian besar konsumen dari mas wahyu ini adalah orang-orang yang bertempat tinggal di pegunungan/desa, yang sering listrik dari PLN padam. Maka alat penerangan ini sangat penting dibutuhkan, untuk menghindari kekacauan yang diakibatkan oleh matinya listrik dari PLN. Maka dari itu seiring dengan jalannya usaha ini, mas wahyu memberikan fasilitas persewaan jenzet+lampu. Dengan demikian, pada konsumen atau orang yang akan membutuhkan tidak perlu repot-repot mencari persewaan sound system dan mencari persewaan jenzet+lampu untuk penerangan.
Untuk memudahkan perhitungannya sekarang mas wahyu mematok harga persewaan sound system ini, mas wahyu tidak mematok dengan harga yang mahal. Untuk sound systemnya byasanya mas wahyu hanya mematok dengan harga 150rb untuk sehari semalam. Misalkan lebih (gak cuman sehari-semalam), cukup dengan menambahkan 100rb aja untuk sehari-semalam berikutnya. Sedangkan ntuk persewaan jenzetnya, mas wahyu juga tidak mematok dengan harga yang mahal. 150rb untuk sehari-semalam dan tambah 125rb untuk hari berikutnya. Dan untuk memudahkan dan memberikan kenyamanan lain untuk para konsumen. Mas wahyu juga menawarkan bagi para konsumen yang ingin membutuhkan tratak atau dekorasi.
Alhamdullilah dari hasil persewaan sound system ini, mas wahyu sekarang dapat melanjutkan sekolahnya di sebuah perguruan tinggi dipurworejo. Tepatnya di Politeknik Sawunggalih Aji yang beralamatkan di Kecamatan kutoarjo. Dari hasil persewaan Sound System ini, rupiah yang mas wahyu dapatkan, mas wahyu kumpulin sedikit demi sedikit yang sebagian ia gunakan untuk perawatan dan perpengembangan usaha tersebut. Dan sebagian lagi digunakan untuk biaya kuliahnya.


Gambar ini diambil pada sebuah acara “Merti Desa” di Desa Kaligono, Kaligesing, Purworejo

Selasa, 12 April 2011

Pengantar Organisasi Komputer

Pengantar Organisasi Komputer
Buku ini membahas tentang struktur dan fungsi komputer. Setelah mempelajari buku ini diharapkan dapat memahami sifat dan karakteristik sistem-sistem komputer yang berkembang saat ini. Tantangan yang dihadapi adalah adanya bermacam-macam komputer dan perkembangan yang pesat dibidang komputer, namun demikian konsep dasar organisasi komputer telah digunakan secara konsisten secara menyeluruh. Buku ini bermaksud untuk memberikan bahasan lengkap dan mudah tentang dasar-dasar organisasi komputer.

Komputer

Komputer adalah sebuah mesin hitung elektronik yang secara cepat menerima informasi masukan digital dan mengolah informasi tersebut menurut seperangkat instruksi yang tersimpan dalam komputer tersebut dan menghasilkan keluaran informasi yang dihasilkan setelah diolah. Daftar perintah tersebut dinamakan program komputer dan unit penyimpanannya adalah memori komputer. Dalam bentuk yang paling sederhana komputer terdiri dari lima bagian utama yang mempunyai fungsi sendiri-sendiri.

Generasi Komputer

Generasi Pertama

Dengan terjadinya Perang Dunia Kedua, negara-negara yang terlibat dalam perang tersebut berusaha mengembangkan komputer untuk mengeksploit potensi strategis yang dimiliki komputer. Hal ini meningkatkan pendanaan pengembangan komputer serta mempercepat kemajuan teknik komputer. Pada tahun 1941, Konrad Zuse, seorang insinyur Jerman membangun sebuah komputer, Z3, untuk mendesain pesawat terbang dan peluru kendali.

Pihak sekutu juga membuat kemajuan lain dalam pengembangan kekuatan komputer. Tahun 1943, pihak Inggris menyelesaikan komputer pemecah kode rahasia yang dinamakan Colossus untuk memecahkan kode rahasia yang digunakan Jerman. Dampak pembuatan Colossus tidak terlalu memengaruhi perkembangan industri komputer dikarenakan dua alasan. Pertama, Colossus bukan merupakan komputer serbaguna(general-purpose computer), ia hanya didesain untuk memecahkan kode rahasia. Kedua, keberadaan mesin ini dijaga kerahasiaannya hingga satu dekade setelah perang berakhir.

Usaha yang dilakukan oleh pihak Amerika pada saat itu menghasilkan suatu kemajuan lain. Howard H. Aiken (1900-1973), seorang insinyur Harvard yang bekerja dengan IBM, berhasil memproduksi kalkulator elektronik untuk US Navy. Kalkulator tersebut berukuran panjang setengah lapangan bola kaki dan memiliki rentang kabel sepanjang 500 mil. The Harvard-IBM Automatic Sequence Controlled Calculator, atau Mark I, merupakan komputer relai elektronik. Ia menggunakan sinyal elektromagnetik untuk menggerakkan komponen mekanik. Mesin tersebut beropreasi dengan lambat (ia membutuhkan 3-5 detik untuk setiap perhitungan) dan tidak fleksibel (urutan kalkulasi tidak dapat diubah). Kalkulator tersebut dapat melakukan perhitungan aritmatik dasar dan persamaan yang lebih kompleks.

Perkembangan komputer lain pada masa kini adalah Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC), yang dibuat oleh kerjasama antara pemerintah Amerika Serikat dan University of Pennsylvania. Terdiri dari 18.000 tabung vakum, 70.000 resistor, dan 5 juta titik solder, komputer tersebut merupakan mesin yang sangat besar yang mengkonsumsi daya sebesar 160kW.

Komputer ini dirancang oleh John Presper Eckert (1919-1995) dan John W. Mauchly (1907-1980), ENIAC merupakan komputer serbaguna (general purpose computer) yang bekerja 1000 kali lebih cepat dibandingkan Mark I.

Pada pertengahan 1940-an, John von Neumann (1903-1957) bergabung dengan tim University of Pennsylvania dalam usaha membangun konsep desain komputer yang hingga 40 tahun mendatang masih dipakai dalam teknik komputer. Von Neumann mendesain Electronic Discrete Variable Automatic Computer (EDVAC) pada tahun 1945 dengan sebuah memori untuk menampung baik program ataupun data. Teknik ini memungkinkan komputer untuk berhenti pada suatu saat dan kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali. Kunci utama arsitektur von Neumann adalah unit pemrosesan sentral (CPU), yang memungkinkan seluruh fungsi komputer untuk dikoordinasikan melalui satu sumber tunggal. Tahun 1951, UNIVAC I (Universal Automatic Computer I) yang dibuat oleh Remington Rand, menjadi komputer komersial pertama yang memanfaatkan model arsitektur Von Neumann tersebut.

Baik Badan Sensus Amerika Serikat dan General Electric memiliki UNIVAC. Salah satu hasil mengesankan yang dicapai oleh UNIVAC dalah keberhasilannya dalam memprediksi kemenangan Dwilight D. Eisenhower dalam pemilihan presiden tahun 1952.

Komputer Generasi pertama dikarakteristik dengan fakta bahwa instruksi operasi dibuat secara spesifik untuk suatu tugas tertentu. Setiap komputer memiliki program kode biner yang berbeda yang disebut "bahasa mesin" (machine language). Hal ini menyebabkan komputer sulit untuk diprogram dan membatasi kecepatannya. Ciri lain komputer generasi pertama adalah penggunaan tube vakum (yang membuat komputer pada masa tersebut berukuran sangat besar) dan silinder magnetik untuk penyimpanan data.

Generasi Kedua

Pada tahun 1948, penemuan transistor sangat memengaruhi perkembangan komputer. Transistor menggantikan tube vakum di televisi, radio, dan komputer. Akibatnya, ukuran mesin-mesin elektrik berkurang drastis.

Transistor mulai digunakan di dalam komputer mulai pada tahun 1956. Penemuan lain yang berupa pengembangan memori inti-magnetik membantu pengembangan komputer generasi kedua yang lebih kecil, lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih hemat energi dibanding para pendahulunya. Mesin pertama yang memanfaatkan teknologi baru ini adalah superkomputer. IBM membuat superkomputer bernama Stretch, dan Sprery-Rand membuat komputer bernama LARC. Komputer-komputer ini, yang dikembangkan untuk laboratorium energi atom, dapat menangani sejumlah besar data, sebuah kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh peneliti atom. Mesin tersebut sangat mahal dan cenderung terlalu kompleks untuk kebutuhan komputasi bisnis, sehingga membatasi kepopulerannya. Hanya ada dua LARC yang pernah dipasang dan digunakan: satu di Lawrence Radiation Labs di Livermore, California, dan yang lainnya di US Navy Research and Development Center di Washington D.C. Komputer generasi kedua menggantikan bahasa mesin dengan bahasa assembly. Bahasa assembly adalah bahasa yang menggunakan singkatan-singakatan untuk menggantikan kode biner.

Pada awal 1960-an, mulai bermunculan komputer generasi kedua yang sukses di bidang bisnis, di universitas, dan di pemerintahan. Komputer-komputer generasi kedua ini merupakan komputer yang sepenuhnya menggunakan transistor. Mereka juga memiliki komponen-komponen yang dapat diasosiasikan dengan komputer pada saat ini: printer, penyimpanan dalam disket, memory, sistem operasi, dan program.

Salah satu contoh penting komputer pada masa ini adalah 1401 yang diterima secara luas di kalangan industri. Pada tahun 1965, hampir seluruh bisnis-bisnis besar menggunakan komputer generasi kedua untuk memprosesinformasi keuangan.

Program yang tersimpan di dalam komputer dan bahasa pemrograman yang ada di dalamnya memberikan fleksibilitas kepada komputer. Fleksibilitas ini meningkatkan kinerja dengan harga yang pantas bagi penggunaan bisnis. Dengan konsep ini, komputer dapat mencetak faktur pembelian konsumen dan kemudian menjalankan desain produk atau menghitung daftar gaji. Beberapa bahasa pemrograman mulai bermunculan pada saat itu. Bahasa pemrograman Common Business-Oriented Language (COBOL) dan Formula Translator (FORTRAN) mulai umum digunakan. Bahasa pemrograman ini menggantikan kode mesin yang rumit dengan kata-kata, kalimat, dan formula matematika yang lebih mudah dipahami oleh manusia. Hal ini memudahkan seseorang untuk memprogram dan mengatur komputer. Berbagai macam karier baru bermunculan (programmer, analis sistem, dan ahli sistem komputer). Industr piranti lunak juga mulai bermunculan dan berkembang pada masa komputer generasi kedua ini.

Generasi Ketiga

Walaupun transistor dalam banyak hal mengungguli tube vakum, namun transistor menghasilkan panas yang cukup besar, yang dapat berpotensi merusak bagian-bagian internal komputer. Batu kuarsa (quartz rock) menghilangkan masalah ini. Jack Kilby, seorang insinyur di Texas Instrument, mengembangkan sirkuit terintegrasi (IC : integrated circuit) di tahun 1958. IC mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan silikon kecil yang terbuat dari pasir kuarsa. Pada ilmuwan kemudian berhasil memasukkan lebih banyak komponen-komponen ke dalam suatu chip tunggal yang disebut semikonduktor. Hasilnya, komputer menjadi semakin kecil karena komponen-komponen dapat dipadatkan dalam chip. Kemajuan komputer generasi ketiga lainnya adalah penggunaan sistem operasi (operating system) yang memungkinkan mesin untuk menjalankan berbagai program yang berbeda secara serentak dengan sebuah program utama yang memonitor dan mengkoordinasi memori komputer.

Generasi Keempat

Setelah IC, tujuan pengembangan menjadi lebih jelas: mengecilkan ukuran sirkuit dan komponen-komponen elektrik. Large Scale Integration (LSI) dapat memuat ratusan komponen dalam sebuah chip. Pada tahun 1980-an, Very Large Scale Integration (VLSI) memuat ribuan komponen dalam sebuah chip tunggal.

Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan. Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukurang setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja, efisiensi dan keterandalan komputer. Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit, memori, dan kendali input/output) dalam sebuah chip yang sangat kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik. Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama kemudian, setiap piranti rumah tangga seperti microwave, oven, televisi, dan mobil dengan electronic fuel injection (EFI) dilengkapi dengan mikroprosesor.

Perkembangan yang demikian memungkinkan orang-orang biasa untuk menggunakan komputer biasa. Komputer tidak lagi menjadi dominasi perusahaan-perusahaan besar atau lembaga pemerintah. Pada pertengahan tahun 1970-an, perakit komputer menawarkan produk komputer mereka ke masyarakat umum. Komputer-komputer ini, yang disebut minikomputer, dijual dengan paket piranti lunak yang mudah digunakan oleh kalangan awam. Piranti lunak yang paling populer pada saat itu adalah program word processing dan spreadsheet. Pada awal 1980-an, video game seperti Atari 2600 menarik perhatian konsumen pada komputer rumahan yang lebih canggih dan dapat diprogram.

Pada tahun 1981, IBM memperkenalkan penggunaan Personal Computer (PC) untuk penggunaan di rumah, kantor, dan sekolah. Jumlah PC yang digunakan melonjak dari 2 juta unit di tahun 1981 menjadi 5,5 juta unit di tahun 1982. Sepuluh tahun kemudian, 65 juta PC digunakan. Komputer melanjutkan evolusinya menuju ukuran yang lebih kecil, dari komputer yang berada di atas meja (desktop computer) menjadi komputer yang dapat dimasukkan ke dalam tas (laptop), atau bahkan komputer yang dapat digenggam (palmtop).

IBM PC bersaing dengan Apple Macintosh dalam memperebutkan pasar komputer. Apple Macintosh menjadi terkenal karena memopulerkan sistem grafis pada komputernya, sementara saingannya masih menggunakan komputer yang berbasis teks. Macintosh juga memopulerkan penggunaan piranti mouse.

Pada masa sekarang, kita mengenal perjalanan IBM compatible dengan pemakaian CPU: IBM PC/486, Pentium, Pentium II, Pentium III, Pentium IV (Serial dari CPU buatan Intel). Juga kita kenal AMD k6, Athlon, dsb. Ini semua masuk dalam golongan komputer generasi keempat.

Seiring dengan menjamurnya penggunaan komputer di tempat kerja, cara-cara baru untuk menggali potensial terus dikembangkan. Seiring dengan bertambah kuatnya suatu komputer kecil, komputer-komputer tersebut dapat dihubungkan secara bersamaan dalam suatu jaringan untuk saling berbagi memori, piranti lunak, informasi, dan juga untuk dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Jaringan komputer memungkinkan komputer tunggal untuk membentuk kerjasama elektronik untuk menyelesaikan suatu proses tugas. Dengan menggunakan perkabelan langsung (disebut juga Local Area Network atau LAN), atau [kabel telepon, jaringan ini dapat berkembang menjadi sangat besar.

Generasi Kelima

Mendefinisikan komputer generasi kelima menjadi cukup sulit karena tahap ini masih sangat muda. Contoh imajinatif komputer generasi kelima adalah komputer fiksi HAL9000 dari novel karya Arthur C. Clarke berjudul 2001: Space Odyssey. HAL menampilkan seluruh fungsi yang diinginkan dari sebuah komputer generasi kelima. Dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI), HAL dapat cukup memiliki nalar untuk melakukan percapakan dengan manusia, menggunakan masukan visual, dan belajar dari pengalamannya sendiri.

Walaupun mungkin realisasi HAL9000 masih jauh dari kenyataan, banyak fungsi-fungsi yang dimilikinya sudah terwujud. Beberapa komputer dapat menerima instruksi secara lisan dan mampu meniru nalar manusia. Kemampuan untuk menterjemahkan bahasa asing juga menjadi mungkin. Fasilitas ini tampak sederhana. Namun fasilitas tersebut menjadi jauh lebih rumit dari yang diduga ketika programmer menyadari bahwa pengertian manusia sangat bergantung pada konteks dan pengertian ketimbang sekedar menterjemahkan kata-kata secara langsung.

Banyak kemajuan di bidang desain komputer dan teknologi yang semakin memungkinkan pembuatan komputer generasi kelima. Dua kemajuan rekayasa yang terutama adalah kemampuan pemrosesan paralel, yang akan menggantikan model non Neumann. Model non Neumann akan digantikan dengan sistem yang mampu mengkoordinasikan banyak CPU untuk bekerja secara serempak. Kemajuan lain adalah teknologi superkonduktor yang memungkinkan aliran elektrik tanpa ada hambatan apapun, yang nantinya dapat mempercepat kecepatan informasi.

Jepang adalah negara yang terkenal dalam sosialisasi jargon dan proyek komputer generasi kelima. Lembaga ICOT (Institute for new Computer Technology) juga dibentuk untuk merealisasikannya. Banyak kabar yang menyatakan bahwa proyek ini telah gagal, namun beberapa informasi lain bahwa keberhasilan proyek komputer generasi kelima ini akan membawa perubahan baru paradigma komputerisasi di dunia.